Hops.ID - Penyakit megakolon toksik adalah istilah umum yang digunakan untuk menyatakan suatu kondisi kronis pada usus besar manusia.
Pelebaran ataupun pembengkakan pada usus besar dapat menyebabkan terjadinya penyakit mengakolon toksik.
Terlebih lagi, penyakit megakolon toksik sangat jarang terjadi dan dapat berkembang menyebabkan komplikasi penyakit radang usus (IBD).
Usus besar adalah bagian terendah dari saluran pencernaan manusia yang mencakup usus buntu, usus besar, dan dubur.
Salah satu fungsi utama dari usus besar adalah untuk menyelesaikan proses pencernaan dengan menyerap air dan membuang limbah (tinja) ke anus.
Apa saja gejala dari penyakit megakolon toksik?
Ketika penyakit megakolon toksik mulai terjangkit pada manusia, usus besar akan mulai membengkak.
Dikutip dari Healthline oleh Hops.ID pada Sabtu, 25 Maret 2023, ada beberapa gejala yang kerap timbul dari penyakit megakolon toksik ini, di antaranya adalah sebagai berikut.
- Sakit perut
- Perut kembung (distensi)
- Kelembutan perut
- Demam
- Detak jantung cepat (takikardia)
- Mudah terkejut
- Diare berdarah yang intens
- Muncul rasa sakit saat buang air besar
Apa saja penyebab dari penyakit megacolon toksik?
Salah satu penyebab megakolon toksik adalah IBD, istilah umum untuk kondisi seperti kolitis ulserativa dan penyakit Crohn.
IBD dapat menyebabkan pembengkakan dan iritasi di bagian saluran pencernaan manusia. Ini bisa menyakitkan dan menyebabkan kerusakan permanen pada usus besar dan usus kecil manusia.
Artikel Terkait
Serang anak muda, penyakit kanker usus besar akibatkan pasien meningkat 20 kali lipat, simak penjelasannya
Mengenal hidronefrosis: Penyakit langka yang memicu pembengkakan pada ginjal, dari gejala hingga penanganannya
Mengenal hiperkalemia, penyakit kelebihan kalium yang memicu kelemahan saraf, dari gejala hingga penanganannya
Bahaya penyakit kifosis, simak deretan faktanya, salah satunya dikatakan dapat memicu kesulitan untuk bernapas
Bahaya penyakit malaria, simak deretan faktanya, salah satu komplikasinya disebut dapat mengalami gagal ginjal