Mengenal lebih dalam fakta tentang intoleransi telur, salah satu gejalanya disebut bisa menimbulkan kram perut

- Jumat, 31 Maret 2023 | 07:44 WIB
Intoleransi telur dapat menyebabkan kram perut. (Pexels/ Mikhail Nilov dan Klaus Nielsen)
Intoleransi telur dapat menyebabkan kram perut. (Pexels/ Mikhail Nilov dan Klaus Nielsen)

Hops.ID - Suatu bentuk respons tubuh yang menolak telur karena dianggap sebagai makanan yang berbahaya disebut dengan intoleransi telur.

Seseorang yang memiliki kondisi intoleransi telur dapat mengalami bereaksi negatif terhadap putih telur, kuning telur, dan keduanya.

Bentuk gejala umum yang sering ditunjukkan dari intoleransi telur biasanya adalah gangguan pencernaan, seperti kram perut ataupun diare.

Baca Juga: Baru nikah sah secara negara tahun 2011, pilunya Mayangsari sempat 11 tahun nikah siri: Kayak gak fair...

Dalam beberapa kasus, intoleransi telur dapat bertahan selama bertahun-tahun, sementara yang lain memiliki masalah dengan telur seumur hidupnya.

Memiliki intoleransi terhadap telur berarti tubuh seseorang akan bereaksi negatif terhadap makanan khusus ini. 

Dimungkinkan juga untuk memiliki beberapa kepekaan terhadap makanan sekaligus, seperti gluten, produk susu, dan kedelai.

Baca Juga: Sinopsis Takdir Cinta Yang Kupilih 31 Maret 2023: Tammy dipermalukan Bu Indri di depan umum?

Intoleransi telur berbeda dengan alergi telur, yang disebabkan oleh reaksi kekebalan terhadap protein telur.

Dengan alergi telur, sistem kekebalan kamu bereaksi dengan menyerang zat yang tidak dapat ditoleransi oleh tubuh. 

Tepat setelah kamu memakan telur, kamu mungkin melihat gejala seperti ruam gatal dan bengkak, terutama di sekitar wajah dan tenggorokan.

Baca Juga: Usai punya anak sama Puput Nastiti Devi, Ahok ungkap penyesalan cerai dari Veronica Tan: Terlambat…

Alergi telur yang parah dapat memicu reaksi alergi parah yang disebut anafilaksis, yaitu peristiwa yang mengancam jiwa yang dapat menghentikan pernapasan dan kesadaran.

Sementara, intoleransi telur tak menyebabkan gejala alergi atau anafilaksis.

Halaman:

Editor: Shafa Haudy Taufik

Sumber: Healthline

Tags

Artikel Terkait

Terkini