Penurunan mental yang disebabkan sleep apnea dapat menyebabkan depresi. Sebuah penelitian menemukan sekitar 46 persen pasien mengalami gejala depresi yang disebabkan kecemasan saat berada pada kondisi insomnia.
Kondisi mental merupakan gejala awal dari sleep apnea, jika dibiarkan mampu menakan sistem pernafasan yang mengakibatkan dengkuran. Untuk itu, kondisi ini bisa diobati apabila langsung diperiksakan kepada dokter agar mendapatkan penanganan awal.
Risiko satu ini, merupakan hal wajib diperhatikan. Pasalnya, apabila diabaikan dan tidak segera diobati dapat mengancam jiwa.
Penelitian terbaru juga dilakukan, di mana melibatkan 7.000 penderita sleep apnea selama 6 tahun. Hasilnya 104 penderita mengarah pada risiko pembekuan darah.
Pada kasus ini, pembekuan darah yang disebabkan oleh sleep apnea yaitu adanya penyumbatan saluran trombosit dimana terdapat gumpalan darah dalam tubuh.
Memahami ketiga risiko sleep apnea, bisa menjadi langkah tepat agar kualitas tidur terpenuhi. Mengurangi kebiasaan bergadang adalah langkah awal penanganan secara pribadi.
Apabila diabaikan, tentu perlu pendampingan dokter sampai ahli jiwa. ***