Hati-hati punya banyak Body Count, benarkah berisiko kanker? Simak penjelasannya di sini

Hops.ID– Media sosial TikTok tidak habisnya melahirkan konten populer. Nah, akhir-akhir ini sedang sering dibahas apa itu ‘body count’ yang sedang trending di TikTok.

Apa itu body count? Menurut kamus online Merriam Webster, body count merujuk kepada jumlah tubuh manusia yang gugur dalam perang, korban bencana, atau jumlah orang yang terlibat dalam suatu aktivitas.

Tetapi, tren menghitung body count yang ada di TikTok ternyata tidak ada hubungannya dengan korban bencana atau prajurit yang gugur perang.

Melansir Popbuzz, tren yang ada di TikTok ini merujuk kepada jumlah orang yang pernah berhubungan intim dengan kita.

Baca Juga: Kesaksian ibu Ferry Irawan yang tak tega anaknya dihujat: Kalau Ferry itu memang...

Tentu saja, memiliki partner hubungan seksual sangat memiliki risiko, bahkan semakin banyak partner dapat menaikkan risiko terkena kanker yang berhubungan dengan organ reproduksi.

Mengutip Robert H. Shmerling, MD, dari Univeristas Harvard, AS mengatakan bahwa pria yang melaporkan memiliki sepuluh atau lebih partner seksual memiliki 70% lebih mungkin terserang kanker.

Hal ini dikontradiks dengan para pria yang hanya melaporkan memiliki nol atau hanya satu partner seksual dalam hidupnya.

Baca Juga: Bak Raja Midas, rambut Rafathar bikin tukang cukur ini bisa beli iPhone

Untuk para wanita, Shmerling menulis penemuannya lebih mengagetkan. Wanita yang melaporkan memiliki 10 atau lebih partner seksual, risiko terkena kanker dapat mencapai 91% daripada mereka yang hanya memiliki nol atau satu saja.

Dapat disimpulkan, pria lebih mungkin memiliki partner seksual paling tidak sepuluh orang, dan wanita kurang dari itu.

Riset ini dilakukan oleh BMJ Sexual & Reproductive Health yang mengambil sampel dari 2,500 pria dan 3,200 wanita dengan rentang umur 50 tahun ke atas, dengan rata-rata umur 64 tahun.

Baca Juga: Pamer foto mesra di pernikahan Kiky Saputri, Ivan Gunawan desak Boy William nikahi Ayu TIng Ting: Boy, cepet…

Data-data ini kemudian dibandingkan dengan penyakit yang mereka miliki, termasuk kanker, penyakit jantung, dan stroke.