Hops.ID - Konser band Radja dan Charlie van Houten ternyata mendapat sambutan yang berbeda kala tampil di Malaysia.
Radja disebut mendapat ancaman pembunuhan, sementara Charlie mendapat antusias positif.
Para personel Radja diketahui kembali ke Tanah Air dalam kondisi traumatis dan ketakutan, lantaran mengaku diancam dibunuh di Malaysia.
Sementara itu, Charly van Houten bersama Setia Band-nya justru mengurai kisah yang begitu bahagia.
Hal itu lantaran konser dengan tema 20 tahun Charlie van Houten berkarya mendapat sambutan hangat dari warga Malaysia.
Bahkan 9.000 tiket konser mereka ludes terjual dengan harga termurah Rp400.000.
Baca Juga: Miris, Indra Bekti kini tinggal di rumah orang tuanya, plafon bolong hingga tidur di ubin
Juga tak ada drama penyekapan dan ancaman pembunuhan yang dialami Charlie dan personel Setia Band seperti yang dialami para personel Radja.
Charlie sendiri mengaku melibatkan banyak orang-orang yang berjasa dalam konsernya.
Di mana konser tersebut juga turut menjadi reunian antar personel band ST 12.
Mengutip kanal YouTube Intens Investigasi, musisi beraliran melayu itu menyebutkan, konsernya juga turut dimeriahkan oleh para bintang tamu lain yang membawakan lagu-lagu ciptaannya.
"Jadi memang dimeriahkan juga bintang tamu lainnya, tapi membawakan lagu karya Charlie," kata dia seperti dikutip Hops.ID pada Minggu, 19 Maret 2023.
Konser dengan tema 20 Tahun Charlie Berkarya memang sengaja digelar di Kuala Lumpur. Segala persiapan pun telah dilakukan dengan matang.
Artikel Terkait
Diancam dibunuh di Malaysia, band Radja sempat disekap di sebuah ruangan sempit: Kami diperlakukan biadab
Band Radja diancam mati dan disekap, Menteri Komunikasi Malaysia: Semoga investasi RM1,02 miliar tak terganggu
Ajudan salah satu petinggi Johor ancam mati personil Band Radja usai konser di Malaysia, begini kronologinya
Berprofesi ajudan, kini pelaku pengancaman Band Radja usai konser di Malaysia bebas, Ian Kasela: Karena dia...
Sebut punya bekingan ini, Ian Kasela beber kronologi ancaman pembunuhan Band Radja di Malaysia: Kami didorong