Hops.ID - Mantan manajer Arsenal, Arsene Wenger, menilai bahwa kegagalan tim-tim besar lolos ke babak 16 besar Piala Dunia 2022 disinyalir karena kampanye politik yang mereka lakukan.
Seperti yang diketahui, Jerman dan Denmark merupakan dua negara yang paling vokal bersuara perihal masalah hak asasi manusia, khususnya isu LGBTQ.
Mereka mengkritik pihak penyelenggara karena melarang atribut pelangi selama gelaran turnamen berlangsung. Dalam laga Jerman kontra Jepang misalnya, para pemain Die Mannschaft melancarkan aksi tutup mulut sebagai bentuk protes.
Pada pertandingan itu, Jerman yang diunggulkan justru harus menelan kekalahan 1-2 oleh Jepang di partai pembuka Piala Dunia 2022. Di samping itu, Jerman selama penyisihan grup hanya mampu meraih empat poin, kalah selisih gol dengan Spanyol yang juga memiliki poin sama.

Sementara Denmark pun juga tidak bisa berbuat banyak. Tim berjuluk Dinamit tersebut hanya mampu mendapatkan satu poin dan menjadi juru kunci di grup mereka.
Ketika ditanya fenomena tersebut, Arsene Wenger menyinggung gimmick politik turut andil mempengaruhi performa suatu tim.
"Ketika sebuah tim pergi ke Piala Dunia, semua tahu mereka tidak boleh kalah di pertandingan pembuka. Tim-tim seperti Prancis, Inggris, dan Brazil bermain bagus pada laga pertama," kata Wenger dikutip dari laman Sky Sports Senin, 5 Desember 2022.
"Tim-tim yang siap secara mental, dengan pola pikir untuk fokus pada kompetisi, dan bukan demonstrasi politik," ujarnya menambahkan.
Pria berusia 73 tahun itu diketahui kini menduduki jabatan di FIFA sebagai kepala pengembangan sepakbola global. Mengutip laman resmi FIFA, Wenger akan bertanggung jawab untuk mengawasi dan mendorong pertumbuhan dan perkembangan olahraga untuk pria dan wanita di seluruh dunia.
Dia juga akan menjadi otoritas terkemuka dalam masalah teknis, baik sebagai anggota panel sepak bola dan penasihat teknis yang terlibat dalam proses peninjauan dan pengambilan keputusan IFAB, tentang potensi perubahan pada aturan-aturan permainan sepak bola (Laws of the game), dan sebagai ketua Studi Teknis FIFA Grup, yang telah melakukan analisis teknis turnamen FIFA sejak 1966.
Artikel Terkait
Mengenang tanggal 13 Mei pada sosok Arsene Wenger, pertandingan terakhir sebagai Pelatih Arsenal
Aaron Ramsey bersiap untuk reuni dengan Arsene Wenger di klub baru Nice
Insiden Pizzagate, bermula dari perseteruan Ferguson vs Wenger yang berakhir dengan lemparan sepotong pizza
Jamal Musiala tuai pujian usai tampil memukau saat Jerman vs Spanyol, disebut The Next Messi!
Tumbangkan Spanyol dengan gol kontroversial, Jepang lolos ke 16 besar dan pulangkan Jerman lebih awal