Pegang teguh prinsip bersih, transparan, dan profesional, Ahok berharap anaknya punya pemikiran ini: Kita...

Hops.ID – Basuki Tjahaja Purnama atau yang lebih dikenal dengan Ahok merupakan komisaris utama Pertamina sejak 25 November 2019.

Sebelum menjadi seorang komisaris, Ahok pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2012 dan Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Setelah Jokowi naik menjadi Presiden Indonesia, Ahok pun naik menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Baca Juga: Bripka AS ditemukan bunuh diri: Pengacara yakin mendiang sengaja dibunuh usai ingin bongkar penggelapan pajak

Saat Ahok ingin mencalonkan kembali menjadi Gubernur DKI Jakarta, banyak sekali pro dan kontra yang terjadi di masyarakat. Alhasil Ahok pun kalah dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta.

Ahok dikenal oleh masyarakat sebagai orang yang jujur, tegas, dan bersih, sehingga tak heran jika masih banyak orang yang mempercayainya.

Dilansir Hops.ID dari Youtube Panggil Saya BTP pada Senin, 27 Maret 2023, Ahok mendapatkan pertanyaan mengenai pengalamannya menjadi Komisaris Utama BUMN Pertamina serta bagaimana menciptakan anak ideologis.

Baca Juga: Nicholas Sean anak Ahok enggan menikah, ibaratkan wanita bak seperti bir: Ada kedaluwarsanya

Ahok pun menjawab bahwa menciptakan anak agar menjadi seorang ideologis tidak bisa. Namun, melalui pengalaman-pengalaman dengan menggunakan prinsip bersih, transparan, dan profesional, dapat menjadi contoh untuk anak di masa depan.

“Saya berpikir bukannya kita pasti bisa menciptakan anak ini ideologis ya, tapi prinsip saya itu bagaimana saya berharap dengan pengalaman saya meyakinkan orang bahwa dengan berprinsip bersih, transparan, profesional menjadi publik itu bisa," ungkapnya.

"Dan anda bisa bertahan dan anda bisa berkarier dengan baik. Jadi anda tidak ikut-ikutan,” sambungnya lagi.

Baca Juga: Simak fakta penyakit popcorn lung, salah satu penyebabnya disebut karena keseringan memakai vape

Kendati demikian, suami Puput Nastiti itu tak menjamin anaknya akan mengikuti prinsip yang telah ia tuang dalam kehidupannya.

“Lalu apakah saya menjamin anak saya akan ikut, nah saya tidak tahu. Banyak juga contoh-contoh sejarah anak pun belum tentu sebaik bapaknya, atau bisa lebih baik dari bapaknya," tegasnya.