Sebut petani Indonesia akan terus hidup miskin, Dedi Mulyadi ungkap permasalahannya: Faktanya di lapangan...

Hops.ID - Menjadi seorang petani di Indonesia tampaknya sangat berat meski negara ini merupakan negara agraris.

Kerja yang berat demi memberi kehidupan keluarga dengan penghasilan yang tidak sebanding membuat petani terancam dengan kemiskinan.

Setiap Badan Pusat Statiska atau BPS mengeluarkan data soal kemiskinan, maka selalu sektor pertanian atau petani menjadi sektor yang lebih miskin dibandingkan dengan sektor lainya.

Baca Juga: Ganjar Pranowo dihujat usai Indonesia batal jadi tuan rumah Piala Dunia U20, Hokky Caraka: Dihancurkan!

Padahal Indonesia sebagai negara agraris yang perekonomian sangat bergantung pada sektor pertanian, tetapi jika BPS mengeluarkan data, petani menjadi yang paling bawah.

Wakil ketua komisi 4 DPR RI, Dedi Mulyadi memberi perhatian kepada petani saat rapat DPR RI komisi 4.

Politikus dari Golkar Dedi Mulyadi menyoroti kelompok petani beras karena BPS selalu membuat branding petani menjadi kelompok yang selalu miskin.

Baca Juga: Simak 5 tren make up yang cocok untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri, dijamin bikin cantik saat Lebaran

"Negara termasuk BPS, membuat branding para petani menjadi kelompok yang harus terus miskin, terutama kelompok petani beras," ucap Dedi Mulyadi, dikutip Hops.ID dari akun Instagram @dedimulyadi71 pada Kamis, 30 Maret 2023.

Branding yang dimaksud Dedi Mulyadi ketika panennya tinggi maka harganya murah, ketika panennya rendah maka import masuk.

Mantan Bupati Puwakarta itupun bingung jika menjelang lebaran seperti beras, cabai, dan bawang, selalu berdampak inflasi.

Baca Juga: Bisa deteksi lebih awal sebelum periksa ke dokter, ini 5 tanda penyakit jantung yang bisa dilihat dari luar

"Kemudian masuk ke desain berpikir, kenaikan sekian kilo gram harga beras berdampak pada inflasi, kalau ngomongin mau Lebaran pasti beras, pasti cabe, bawang, pasti itu," ujarnya.

Menurutnya, di sektor lain tidak dianggap inflansi dan petani selalu menjadi kelompok marjinal yang selalu saja miskin.