Gunung Merapi kembali erupsi, warga diminta siaga level 3 dan tidak melakukan aktifitas pada jarak dekat

Hops.ID - Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan kota Daerah Istimewa Yogyakarta kembali mengalami erupsi pada Jumat pagi, 31 Maret 2023.

Erupsi gunung merapi yang mengarah ke arah barat daya terlihat dari rekaman kamera pengawas atau CCTV pos gunung merapi Jawa Tengah.

Di mana sudah terlihat material vulkanik berupa awan panas yang kembali keluar dari dalam Gunung Merapi.

Dikutip Hops.ID dari tayangan YouTube Liputan 6 Jumat, 31 Maret 2023, diketahui dari data Seismograf mencatat semburan material vulkanik awan panas guguran terjadi pada pukul 07.45 WIB dengan jarak luncur sejauh 1100  meter mengarah ke barat daya.

Baca Juga: Kayak bocah labil! Nicholas Sean bilang enggak mau nikah tapi punya tipe cewek idaman: Gue mau yang...

Aktivitas vulkanik yang masih fluktuatif, sehingga membuat status gunung merapi masih di level 3 siaga.

Dihimbau, untuk semua warga yang tinggal di sekitar lereng gunung merapi untuk tetap siaga dan waspada.

Pemerintah juga memberikan himbauan kepada warga untuk melakukan aktivitas harian pada radius 5 hingga 7 km dari puncak gunung  merapi, guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

Dalam tahun 2023 ini, gunung merapi memang sudah mengalami erupsi beberapa kali. Maka diharapkan warga di sekitar untuk harus bersiaga.

Baca Juga: Akrab like father like son, Nicholas Sean ungkap bedanya Ahok usai halalin Puput Nastiti Devi: Ikutin lo sesat

Tepatnya 2 minggu lalu gunung merapi juga kembali erupsi yang yang juga terekam CCTV, yang mengakibatkan 7 kecamatan terdampak guyuran abu vulkanik.

kondisi serupa juga dialami daerah sekitar yaitu Boyolali yang membuat sejumlah lahan pertanian di lereng gunung merapi di Desa Tlogo Lele Selo terdampak guyuran abu Gunung Merapi.

Sehingga hal tersebut membuat para petani harus memanen kebunnya lebih cepat karena takut tanaman yang sudah ditanamnya malah menjadi busuk dan rusak.

Baca Juga: Rocky Gerung sebut potongan 50 persen THR PNS bukti omong kosong pertumbuhan ekonomi