Pegiat media sosial yang belakangan dituding sebagai buzzer presiden, Denny Siregar turut mengomentari kasus pengeboman yang terjadi di area Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan. Denny menduga, ada peran Majelis Ulama Indonesia (MUI) di balik kejadian tersebut.
Disitat dari video berjudul ‘MUI KE MANA AJA?’ di saluran Youtube 2045 TV, Denny Siregar pertama-tama menyebut, MUI sama sekali tidak serius memerangi kasus terorisme di Indonesia. Sebab, menurut dia, akar pemikiran radikal bermula dari pengajian-pengajian.
“Fase pertama orang melakukan aksi seperti itu adalah terpapar dulu. Nah, dari mana mereka terpapar? Dari pengajian-pengajian atau majelis-majelis di mana penceramahnya tidak diperhatikan MUI,” ujar Denny Siregar dikutip Rabu 31 Maret 2021.

Denny menambahkan, alih-alih fokus memberi pembinaan terhadap penceramah, MUI justru sibuk memberikan label halal pada sejumlah produk komersial. Itulah mengapa, Denny kerap bertanya-tanya mengenai fungsi keberadaan MUI di Indonesia.
“MUI lebih banyak memperhatikan kulkas dan baju untuk stempel halal. Mereka tidak pernah memperhatikan penceramah-penceramahnya yang sangat merusak, dan ini berbahaya.”
“MUI seperti gagap menghadapi mereka. Tidak mau berbicara bahwa penceramah ini adalah orang-orang yang tak boleh didekati,” urainya.
Berkaca pada hal tersebut, Denny beranggapan, pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar sejatinya hanya seorang korban. Sebab, menurutnya, sang pelaku yang tidak terlalu memahami agama mendapat guru atau pengajar yang keliru. Imbasnya, dia yang berniat belajar, justru masuk ke lembah hitam.