Hops.ID - Semesta Akademi terus mendukung pertumbuhan industri kreatif berkelanjutan dengan menghadirkan beragam program pendidikan kreatif terbaru bertajuk Creative EdTech.
Mengusung konsep interaktif, Creative EdTech menggandeng para pakar di Indonesia. Mulai dari Wahana Edukasi (Storytelling & Scriptwriting), Maudy Ayunda (Creative Leadership), Thinking Room (Visual Design & Branding), Desy Bachir (Branding & Marketing Foundations), Agung Hapsah (Creating High Quality Content for Business), dan INFIA (Social Media & Intellectual Property).
Berbagai pakar tersebut hadir untuk menjawab tantangan dinamika industri kreatif dan persaingan antara talenta lokal dengan global.
Berdasarkan data dari laporan OPUS Ekonomi Kreatif 2020, subsektor ekraf berkontribusi sebesar Rp1.211 triliun kepada Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Melihat lonjakan angka yang signifikan dari tahun sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa industri kreatif Indonesia terus berkembang pesat.
Dengan begitu, perlu didorong lahirnya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing tinggi.
Inilah yang kemudian mendorong terbentuknya Semesta Akademi yang dibangun atas 4 pilar, yaitu Creative Fundamentals, Creative Branding & Marketing, Creative Business, dan Creative Media & Entertainment.
Baca Juga: Kronologi Harry Pantja sakit stroke sampai 3 kali, terakhir pecah pembuluh darah lebih dari 5 cc
Formula pembelajaran terbaik
Pada 2021 lalu, Semesta Akademi sudah membangun fondasi, berkolaborasi dengan pelaku dan pakar industri serta menyusun program yang memiliki relevansi tinggi dengan target audiens. Semesta Akademi juga sudah melalui banyak trial and error untuk menemukan formula pembelajaran terbaik yang efektif dan efisien.
"Maka di tahun 2022 ini, kami siap melangkah lebih jauh, membuka pintu seluas-luasnya untuk berkolaborasi, baik dengan talenta kreratif, maupun korporasi,” ungkap Steven Koesno selaku Co-Founder & CEO Semesta Akademi.
Artikel Terkait
Dianggap tak fokus urus masalah Vanessa dan malah umbar aib, Kim Hawt skakmat netizen: Dengerin...
Polemik hina Sunda, Arteria klaim pasti bakal didukung semua orang
Jengkel ke Arteria Dahlan, Budi Dalton: Seakan Sunda bukan Indonesia!
Kronologi Harry Pantja sakit stroke sampai 3 kali, terakhir pecah pembuluh darah lebih dari 5 cc
Yamaha Fazzio rusak pasaran Scoopy, cicilannya dibikin Rp30 ribu sehari