Hops.ID – Akibat kiriman senjata dari NATO ke Ukraina yang semakin masif membuat Rusia semakin geram.
Pasalnya, NATO dan US menjadi pemasok utama senjata-senjata ke Ukraina. Walau tentara Rusia berhasil menghancurkan banyak gudang persenjataan kiriman NATO dan US di wilayah Donbass, namun kiriman senjata terus berdatangan ke Ukraina guna menahan gempuran agresi militer dari Rusia.
Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev memperingatkan bahwa meningkatnya dukungan militer yang diberikan NATO kepada Ukraina berisiko memicu konflik antara Rusia dan NATO secara langsung, dikutip Hops.ID pada Jumat, 13 Mei 2022.
Baca Juga: Terlalu ikut campur, Rusia ancam Polandia bakal bernasib sama dengan Ukraina
Hal tersebut disampaikan Medvedev, yang merupakan sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin, pada Kamis, dikutip Routers.
Medvedev menambahkan bahwa konflik dengan NATO selalu membawa risiko berubah menjadi perang nuklir besar-besaran, jelasnya.
Sampai hari ini, tidak ada kemenangan yang signifikan dari Ukriana maupun Rusia di Ukraina Timur. Dilansir Al Jazeera, petinggi militer Amerika Serikat, Letnan Jenderal Angkatan Darat Scott Berrier mengatakan, Rusia dan Ukraina sudah mencapai jalan buntu di Ukraina Timur.
Baca Juga: Bandingkan dengan Amerika dan Jepang, begini alasan Sri Mulyani gemar nambah utang negara
Kedua negara itu disebut Berrier tak menemukan jalan ke luar untuk mencapai perdamaian akibat saling balas serangan di wilayah Donbass.
Artikel Terkait
Invasi militer Rusia ke Ukraina berimbas ke pertanian, Joe Biden janji redakan harga pangan global
Ukraina dirikan pengadilan kejahatan perang pertama untuk tentara Rusia
Duta Besar RI untuk Ukraina meninggal dunia, banyak jasa selama invasi Rusia
Jokowi singgung perang Rusia vs Ukraina di depan anggota DPR AS, beri pesan ini untuk negeri Paman Sam
Ditanya soal nasib 150.000 umat Yahudi di Rusia, pemimpin senior: Kami hancur berantakan