Hops.ID - Tragedi Kanjuruhan masih belum tuntas, pasca kejadian yang menewaskan nyawa Suporter Aremania.
Akibat ricuhnya pasca pertandingan antara Arema FC Vs Persebaya, alih-alih mengamankan, justru banyak Suporter meregang nyawa.
Menonton sepak bola justru berakhir dengan terenggutnya nyawa setiap supprter, bahkan masih banyak korban yang masih proses penyembuhan, pasca pembobardiran gas air mata di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur, pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022.
Nahas ketika Daniel Alexander Siagian selaku Kepala Kantor YLBHI LBH Pos Malang, menceritakan efek dari Tragedi Kanjuruhan yang masih belum tenang justru dihantui intimidasi.
Baca Juga: Baim Wong dan Paula Verhoeven jalani pemeriksaan Polisi, Zanzabela: Berarti harus pakai baju oranye
Intimidasi hingga teror menerorr harus didapat oleh korban selamat selepas kejadian usai.
Daniel menuturkan "Untuk pasca kejadian ini yang kita bisa kabarkan adalah bahwa teman-teman yang kemarin mengalami tragedi Kanjuruhan yang alhamdulillah masih bisa selamat, ini masih rentan terhadap teror dan intimidasi," yang dilansir hops.id dari kanal YouTube Yayasan LBH Indonesia, Jum'at 7 Oktober 2022.
Kesaksian para Suporter yang melihat dan merasakan langsung kejadian tersebut, masih berbuntut adanya intimidasi dan teror kepada para korban yang selamat.
Sebagaimana diketahui, dengan dalih mengamankan, namun dengan cara yang tidak wajar untuk sekelas Suporter bola yakni dengan kekerasan hingga tembakan gas air mata ke arah tribun penonton, sontak banyak Suporter yang mendokumentasi kejadian tersebut dari mulai foto hingga video, karena geramnya aksi pengamanan yang berlangsung hingga renggutkan ratusan nyawa melayang dengan cara yang sekonyol itu.
Artikel Terkait
Usai supporter Bayern Munchen, kini Rayo Vallecano sentil kepolisian dalam Tragedi Kanjuruhan
Ini dia kesaksian Yohanes Prasetyo soal tembakan gas air mata ke arah tribun dalam tragedi Kanjuruhan
Aremania yang mohon agar polisi tidak tembakkan gas air mata, ceritakan kengerian Tragedi Kanjuruhan
Belum genap sepekan tragedi Kanjuruhan terjadi, lagi-lagi tragedi di sepakbola terjadi kali ini di Argentina
Cerita pilu kakak korban tragedi Kanjuruhan: Adekku itu pamitnya shalawatan tapi ternyata.....