Cara bersikap terhadap pengunjung dengan disabilitas, berdasarkan pelatihan di museum Banyuwangi dan Buleleng

- Sabtu, 12 November 2022 | 09:24 WIB
Pelatihan Peningkatan Pemahaman Terhadap Kebutuhan Pengunjung dengan Disabilitas di Museum-Museum Banyuwangi dan Buleleng (Freepik)
Pelatihan Peningkatan Pemahaman Terhadap Kebutuhan Pengunjung dengan Disabilitas di Museum-Museum Banyuwangi dan Buleleng (Freepik)

Hops.ID - Penyandang disabilitas seringkali mendapat dampak negatif dari masyarakat. Mulai dari stigma dan diskriminasi hingga rentan mengalami pelecehan seksual, termasuk di dalam museum.

Untuk itu, Universitas Indonesia dengan Pemerintah Daerah Banyuwangi dan Buleleng bekerjasama mengadakan kegiatan Pelatihan Peningkatan Pemahaman Terhadap Kebutuhan Pengunjung dengan disabilitas di museum-museum Banyuwangi dan Buleleng.

Berdasarkan hasil pelatihan, berikut adalah hal yang harus dilakukan ketika menghadapi pengunjung dengan disabilitas di museum.

Baca Juga: 5 Tips defisit kalori untuk menurunkan berat badan ala dr Dion Haryadi, dijamin ampuh!

1. Kepada pengunjung dengan permasalahan fungsi penglihatan (Visually Impaired)

  • Berbicara normal layaknya berinteraksi dengan orang lain.
  • Menginformasikan kedatangan serta kepergian kamu.
  • Ketika menyapa atau berkenalan, sentuhkan telapak tangan ke tangan mereka sambil menyebutkan nama.
  • Bertanya lebih dulu sebelum berniat membantu.
  • Ketika menuntun penyandang tunanetra, biarkan individu yang memegang pendamping.
  • Ketika menunjukkan arah, gunakan kanan, kiri, atas, bawah, atau arah jarum jam.

2. Kepada pengunjung dengan permasalahan fungsi pendengaran (Hearing Impaired)

  • Meningkatkan penggunaan indera lain ketika berkomunikasi, seperti mimik/gestur/ekspresi/bahasa tubuh.
  • Menyapa dengan sentuh, salam, dan sapa.
  • Berbicara menghadap dan kontak mata dengan penyandang tuna rungu.
  • Ketika bicara, gerakan bibir harus jelas.
  • Menyediakan alat tulis apabila diperlukan.
  • Menyediakan penerjemah apabila diperlukan.
  • Mengguakan kalimat sederhana atau mudah dipahami

3. Kepada pengunjung dengan permasalahan motorik dan fungsi gerak (Mobility Impaired)

Ketika bertemu dengan seseorang yang mengalami kesulitan menggerakkan anggota tubuh, kaku pada bagian jari dan sulit menggenggam, sulit berdiri, berjalan, duduk dan menampilkan sikap tubuh tidak normal yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

  • Mengomunikasikan semua cara bentuk pendampingan dengan penyandang disabilitasnya.
  • Bertanya lebih dulu sebelum memberikan bantuan.

4. Kepada pengunjug dengan penurunan fungsi kognitif (Demantia Alzheimers)

Begitu pula ketika bertemu dengan seorang yang mengalami kesulitan mengingat, kesulitan fokus, kesulitan aktivitas tanpa bantuan orang lain, kesulitan bicara secara jelas hingga kesulitan membuat keputusan, yang harus dilakukan adalah:

  • Sabar dan tenang saat berinteraksi.
  • Membiasakan diri untuk memaafkan.
  • Memberikan kegiatan yang bersifat rekreatif dan dapat melatih otak.
  • Menyediakan lingkungan yang nyaman.
  • Berikan penjelasan yang singat dan sederhana.
  • Memberikan penghargaan atau pujian.
  • Libatkan individu dalam percakapan dengan orang lain.
  • Berikan waktu untuk individu memberikan respons

5. Kepada pengunjung dengan penurunan dalam komunikasi dan interaksi (Autism Spectrum Disorder)

Biasanya kondisi seseorang dengan Autism Spectrum Disorder mengalami kesulitan mempertahankan percakapan yang timbal balik, kesulitan dengan komunikasi nonverbal, kesulitan membangun serta mempertahankan hubungan sosial. Yang harus dilakukan kamu adalah:

  • Sabar dalam berinteraksi.
  • Mempertimbangkan kondisi tempat berinteraksi.
  • Menggunakan kalimat sederhana ketika berinteraksi.
  • Gunakan petunjuk visual ketika berbicara.

Sebagai informasi, kegiatan pengabdian masyarakat ini didanai oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia (UI).

Baca Juga: LPJ Formula E masih dinanti, KPK diminta kembali periksa petinggi Jakpro

Halaman:

Editor: Fachrina Fauziah

Tags

Artikel Terkait

Terkini