LSM dan aktivis iklim desak pemimpin COP 27 bahas krisis pangan

- Minggu, 13 November 2022 | 15:19 WIB
Sameh Shoukry berswafoto usai pidato. (Twitter @Cop27p)
Sameh Shoukry berswafoto usai pidato. (Twitter @Cop27p)

Hops.ID - Sejumlah LSM dan para aktivis iklim menyerukan transisi pangan nabati yang berkelanjutan dan adil. Hal itu dilakukan mereka dengan mengirimkan surat terbuka kepada para pemimpin dunia.

LSM dan para aktivis iklim meminta kepada para pemimpin dunia yang menghadiri KTT iklim COP 27 di Mesir untuk memulai negosiasi terkait perjanjian berbasis tumbuhan.

Dalam surat terbuka yang disampaikan kepada Presiden COP 27, Sameh Shoukry-Menlu Mesir, LSM dan aktivis iklim menyerukan pendekatan luas juga holistik. Hal tersebut untuk transisi pangan nabati yang berkelanjutan dan adil.

Baca Juga: Joe Biden serukan dunia segera bertindak perangi krisis iklim

Untuk kemudian diujicobakan melalui perjanjian Berbasis Tumbuhan global, dalam upaya mencegah bencana krisis iklim.

perjanjian itu menguraikan tiga prinsip utama: untuk menghentikan perluasan peternakan hewan, mempromosikan pergeseran ke pola makan nabati yang berkelanjutan, menghijaukan kembali dan membangun kembali planet Bumi.

Diketahui bahwa produksi makanan menyumbang sekitar sepertiga dari emisi gas rumah kaca dunia, dan merupakan ancaman utama bagi 86 persen spesies dunia yang terancam punah.

Sementara peternakan sapi juga turut bertanggung jawab atas tiga perempat hilangnya hutan hujan Amazon.

Baca Juga: Ilmuwan terkemuka AS: Manusia tidak akan selamat dari krisis iklim

Peternakan menyumbang hampir sepertiga dari emisi metana global yang terkait dengan aktivitas manusia. Dalam hal ini, yang dilepaskan dalam wujud sendawa sapi, pupuk kandang, dan penanaman tanaman untuk pakan.

Menurut surat itu, bahan bakar fosil dan peternakan adalah kekuatan pendorong utama di balik isu pemanasan global dan perubahan iklim.

Kelompok itu juga mengatakan tiga gas rumah kaca utama berada pada tingkat yang sangat tinggi, dan berakselerasi dengan cepat.

Sejumlah penandatangan berharap untuk membawa isu transisi produksi pangan nabati ke dalam agenda krisis pangan dan agenda krisis iklim.

Baca Juga: Di tengah ancaman wabah dan krisis iklim, ilmuwan ini sebut adopsi bayi virtual akan jadi tren di masa depan

Halaman:

Editor: Ratih Nugraini

Sumber: Al Jazeera

Tags

Artikel Terkait

Terkini