Hops.ID – Pengamat politik Eko Kuntadhi menilai penyelenggaraan ajang balap Formula E di Jakarta memiliki sejumlah kekurangan.
Hal itu terutama soal dampak kerugian yang dialami oleh Negara. Sebab, modal yang sudah dikeluarkan untuk penyelenggaraan proyek raksasa itu telah memakan banyak uang.
“Bukti kerugian negara dengan Commitmen Fee Rp560 M, itu jelas banget kan? Uang segitu untuk kegiatan beberapa tahun. Sementara itu, Anies sudah tak menjabat mulai Oktober 2022.”
Eko lantas mengatakan maklum jika KPK kesulitan dalam mengusut kasus tersebut.
Baca Juga: Kasus Formula E belum ada kemajuan, pengamat kritik KPK: Terlalu lama
“Karena duitnya dibayarkan ke pihak asing, memang susah juga tracking alat buktinya,” kata Eko.
Namun, ia masih optimis bahwa alat bukti itu bisa ditemukan.
“Soal intervensi langsung saya gak tahu. Tapi memang kalau mau dikejar serius, mestinya dapat alat buktinya,” kata dia.
Ia lantas menyinggung soal persetujuan DPRD dalam pembayaran biaya komitmen itu. Menurutnya, hal itu akan menentukan apakah ada pelanggaran atau tidak.
Baca Juga: Preview Formula E 2023, mobil era baru dan Jakarta menggelar dua kali balapan
“Yang jelas, apakah pembayaran itu dilakukan atas persetujuan DPRD atau belum? Kalau dibayarkan dulu, persetujuan DPRD dimintakan setelahnya. Maka, itu ada pelanggaran.”
Eko mengatakan jika Heru Budi selaku pengganti harus menerima risiko untuk mengurus dampak dari beberapa program pemimpin sebelumnya.
“Risiko menggantikan pemimpin yang enggak bisa kerja. Seperti jadi tukang cuci piring. Itulah yang dialami Heru sekarang.”
“Dalam kasus Formula E, dia juga serba salah. Kontrak sudah terlanjur dibuat untuk beberapa tahun kegiatan. Duit sudah keluar. Sementara laporan keuangan belum jelas.”
Artikel Terkait
Safari politik Anies Baswedan disebut curi start kampanye hingga dilaporkan ke Bawaslu dan KPU
Pengamat nilai KPK sudah layak menaikkan status dalam kasus Formula E
Buka donasi untuk biaya pengobatan Indra Bekti, Aldila Jelita dicecar habis netizen: Sekelas artis ngemis…
Sikap Betrand Peto ke Sarwendah sering tuai kontroversi, Ruben Onsu ungkap awal pertemuan keduanya: Gemeteran