Simak! 3 Hal yang harus diperhatikan pada saat menulis karya ilmiah menurut Prof. Quraish Shihab

- Minggu, 19 Maret 2023 | 16:18 WIB
3 hal yang harus diperhatikan pada saat menulis menurut Prof. Quraish Shihab.
3 hal yang harus diperhatikan pada saat menulis menurut Prof. Quraish Shihab.

Hops.ID - Cendikiawan muslim Indonesia sekaligus ayahanda dari Najwa Shihab, Prof. Muhammad Quraish Shihab memberikan tips untuk siapa saja yang hendak menulis suatu karya Ilmiah.

Menurut Prof Muhammad Quraish Shihab menulis karya ilmiah jangan seperti menulis biasa seperti surat untuk pacar, karena itu tidak akan pernah selesai.

Banyak yang harus dipersiapkan dalam menulis salah satunya adalah selesai menulis harus dikoreksi kembali hasil dari tulisan tersebut agar tulisan tersebut menjadi tulisan yang baik dan berkualitas.

Baca Juga: Raffi Ahmad dan Mimi Bayuh berulah lagi? Nagita Slavina tak terima diduakan dan pilih mundur: Enggak sanggup

“Maka persiapkanlah sebisa mungkin dan tulislah dengan keyakinan. Dalam menulis pasti ada salahnya. Oleh karena itu caranya adalah dengan meminta koreksi dari orang lain, dan jangan marah jika tulisan tersebut dikoreksi,” Kata Prof. Quraish Shihab.

Penulis dari Tafsir Al-Misbah itu menjelaskan bahwa, tidak ada seorang penulis yang tidak memiliki kesalahan. Jadi, dengan seringnya kita menulis, semakin menambah pengalaman dan mengurangi kesalahan pada saat menulis.

Dirinya juga menjelaskan dan mengingatkan dalam menulis harus memperhatikan tiga perkara. Pertama adalah wadah yang harus ada isi dan ukurannya sehingga tulisan memiliki makna.

Baca Juga: Mengenal 6 manfaat buah zuriat, kaya nutrisi dan berkhasiat untuk kesehatan

Kata atau tulisan yang tidak memiliki isi adalah omong kosong. Namun, jika kita mengisi juga tulisan jangan sampai berlebihan karena bisa jadi hilang. Jangan sampai berlebihan dan kekurangan.

Yang kedua, setiap kata dalam tulisan memiliki kesan yang ditimbulkan. Contohnya, seperti kata perempuan dan wanita, lebih banyak menggunakan kata perempuan karena lebih terkesan lembut dan lebih terhormat.

Ketiga atau yang terakhir, setiap kata harus memiliki kekuatan, begitu pula dengan Al-Qur'an yang memiliki kekuatan. Jika tidak maka kata itu tidaklah memiliki arti.

Baca Juga: Bursa transfer: N'golo Kante perpanjang kontrak di Chelsea?

Prof Quraish Shihab menerangkan bahwa ulama dalam bahasa Indonesia dan bahasa Arab memiliki perbedaan makna. Di dalam bahasa Indonesia, Ulama di jelaskan ialah orang yang memiliki pengetahuan dalam ilmu agama khususnya agama Islam, jadi yang memiliki pengetahuan Ilmu Kristen tidak dinamai sebagai ulama.

“Di dalam bahasa Arab atau Al-Qur’an tidak hanya dikhususkan dalam agama Islam saja, bahkan tidak khusus dalam ilmu agama. Seseorang yang mengetahui berbagai ilmu dinamai dengan ulama. Pewaris kitab suci ada yang dzalimun linafsihi, ada yang moderat (muqtasid), ada yang sabiqun bil Khairat,” tutup Prof Quraish Shihab.

Halaman:

Editor: Reynette Fausto Fabiani

Sumber: NU Online

Tags

Artikel Terkait

Terkini