Amerika duga aplikasi TikTok milik CEO Shou Zi Chew tidak aman, Indonesia tak boleh gunakan TikTok?

- Sabtu, 25 Maret 2023 | 16:38 WIB
CEO TikTok Shou Zi Chew di Kongres DPR Amerika Serikat (YouTube ABC News)
CEO TikTok Shou Zi Chew di Kongres DPR Amerika Serikat (YouTube ABC News)

Hops.ID – Kabar aplikasi TikTok yang disebut tidak aman bagi data pengguna menggemparkan seluruh dunia.

Aplikasi TikTok yang diduga tidak aman oleh Amerika serikat ini digunakan oleh hampir seluruh masyarakat, terutama remaja.

Aplikasi TikTok yang kini dikepalai oleh CEO Shou Zi Chew itu memuat konten berupa video kreatif.

Baca Juga: Terungkap alasan Puput Nastiti Devi rela dinikahi Ahok di usia yang masih terbilang muda: Saya tahu...

Seluruh topik dapat ditonton di sana, mulai dari musik, resep masakan, berita terkini, komedi, horror bahkan platform toko online.

Namun sayang, Amerika Serikat tiba-tiba melarang penggunaan Tiktok karena dicurigai tidak aman.

Perang sengit dimulai pada 23 Maret 2023. CEO TikTok Shou Zi Chew mendatangi Kongres DPR AS untuk memperjuangkan aplikasi Tiktok agar tetap dapat digunakan.

Baca Juga: Tingkah menggemaskan Cipung saat ikut acara buka puasa bersama pertama kali di rumah barunya

Hops.ID melansir dari ABC News pada 25 Maret 2023, Amerika sedang melakukan pengawasan ketat pada aplikasi yang berbasis di China tersebut.

Selain ketakutan Amerika akan pencurian data krusial negaranya oleh Cina melalui TikTok, beberapa sumber juga menyebutkan bahwa aplikasi terkait membawa dampak buruk bagi remaja.

Banyak trend-trend yang diviralkan melalui video TikTok, hingga menghasut penontonnya untuk mengikuti trend tersebut.

Baca Juga: Mertua hanya bisa pasrah, Puput Nastiti Devi nangis gegara menyesal usai lakukan hal ini bersama Ahok

Sayangnya, tidak semua trend atau challenge yang ada di TikTok aman, terutama bagi remaja yang kematangan berpikirnya masih berkembang.

"Kami bicara soal anak-anak yang sekarat. Apa Anda tahu berapa banyak anak yang meninggal karena challenge di TikTok?” tanya Earl Carter, mengutip dari Buddy Carter yang ditulis dalam bahasa Inggris.

Earl Carter mengakui tidak sedikit korban yang terluka bahkan meninggal dunia akibat mengikuti trend atau challenge di TikTok.

Halaman:

Editor: Fachrina Fauziah

Sumber: Youtube ABC News (Australia), buddycarter.house.gov

Tags

Artikel Terkait

Terkini