Hops.ID - Pentingnya berdasar pada sains menyeruak ke permukaan setelah pada awal tahun 2020 seluruh dunia diserang pandemi Covid-19.
Waktu itu, sains dengan segera mengambil peran berbagai narasi konspirasi dalam merespon pandemi.
Beberapa Negara [termasuk Indonesia] dengan cepat mengadaptasi temuan sains paling mutakhir seperti aplikasi pelacakan kontak digital atau contact tracing dan konsultasi kesehatan berbasis virtual untuk menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat.
Baca Juga: Partai Buruh resmi ambil alih kendali pemerintahan di Australia
Fakta tersebut jelas menunjukkan pentingnya sains dan inovasi serta relevansinya pada dunia yang terus berubah.
Hal ini bahkan diafirmasi temuan baru dari State of Science Index (SOSI), dalam penelitian yang dilakukan pada Juli-Agustus 2020, sekitar enam bulan setelah masa pandemi diumumkan.
"Pada masa pandemi COVID-19, sebanyak 89% responden menyatakan kepercayaannya terhadap sains; 86% merasa percaya terhadap ilmuwan; dan 77% setuju bahwa sains butuh lebih banyak pendanaan," tulis laporan tersebut, dilansir Hops.ID dari laman Indo Telko, Sabtu 28 Mei 2022.
Baca Juga: Pemerintah Australia mulai fokus prioritaskan isu krisis iklim, Indonesia mau kapan?
"Lebih dari itu, 92% responden di seluruh dunia percaya bahwa untuk mengatasi pandemi global, sains dibutuhkan dalam setiap tindakan kita, hal ini juga menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap sains. Untuk pertama kalinya, seluruh dunia mengapresiasi sains dan relevansinya terhadap kehidupan sehari-hari," katanya lagi.
Artikel Terkait
Tak melulu alay, ini alasan ilmiah pria dan wanita suka pasang foto ayang di medsos
Ceramah di Masjid Kampus UGM, Nadiem Makarim singgung Alquran dan sains: Dalam tafsir yang saya baca...
Mengenal filsuf Islam Ibnu Rusyd: Berjasa dalam sains modern, tapi dikecam gereja
Hati-hati, studi ilmiah ini menunjukkan bahwa penggunaan pelumas dapat merusak sperma lelaki
Ternyata begini cara memikat hati doi menurut sains, jomblo perlu baca!